CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

17 April, 2012

Mengapa ALLOH minta disembah



Penulis tidak mampu menemukan di Al Qur’an maupun Hadits yang menjelaskan “mengapa”, selain “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (mengabdi) kepada-Ku.” (Adz Dzariyat 56), “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.” (Tahaa 14), atau yang senada dengan itu. Kalimat-kalimat ini tidak menunjukkan “alas an” penyembahan, tapi justru perintah mutlak untuk menyembah Dia.
Beberapa ayat lain justru menunjukkan “tujuan” penyembahan; “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (Al Baqarah 21), "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka” (Al Maidah72), "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)” (Al A’rof 59, 65, 73, 85).
Ini memunculkan pertanyaan ulang, “Benarkah ALLOH meminta untuk disembah? Ataukah sebenarnya itu adalah perintah, dan bukan permintaan?” Pertanyaan ini menjadi kembali penting untuk dijawab agar bisa diputuskan dengan benar apakah persembahan ini berangkat dari “kebutuhan” ataukah “pemberian ujian”?
Tuhan, kenapa kau suruh manusia menyembah-Mu
Ketika Yesus ditanya, “Kenapa kau suruh manusia menyembahmu?”, Beliau menjawab, “Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu. Al Maidah 117.
Ketika pertanyaan senada dilontarkan kepada tuhan-tuhan yang lain, mereka menjawab, "Maha suci Engkau, tidaklah patut bagi Kami mengambil selain Engkau (untuk jadi) pelindung[1], akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup, sampai mereka lupa mengingati (Engkau); dan mereka adalah kaum yang binasa". Al Furqon 18.
Sayang memang pertanyaan itu bukan dilontarkan oleh “penyembah”, tapi oleh “Yang” merasa hak penyembahan atas diri-Nya disabotase. Dan sayang, tidak ditemukan bukti sejarah lain yang menunjukkan dialog yang kita harapkan. Selain sanggahan-sanggahan dari atheis tentang adanya Tuhan.
Berikut kutipan dari Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Muslim (hadits nomor 4674) dan Ahmad (hadits nomor 20.451), “Hai hamba-Ku, kamu sekalian tidak akan dapat menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Selain itu, kamu sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta manusia dan jin, semuanya berada pada tingkat ketakwaan yang paling tinggi, maka hal itu sedikit pun tidak akan menambahkan kekuasaan-Ku. Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta jin dan manusia semuanya berada pada tingkat kedurhakaan yang paling buruk, maka hal itu sedikitpun tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku.”
Bagaimana jika ada yang menolak menyembah Tuhan
Para atheis positif manjadikan dalil materialis dan rasional sebagai penolakan mereka atas Tuhan. Sedang para atheis negative tidak mau dipusingkan “ada-tidak”nya Tuhan. Apa tindakan Tuhan atas ulah mereka ini?
Tidak ada.
Beberapa kitab suci memang menceritakan pembumi-hangusan beberapa kelompok masyarakat di masa lampau terkait dengan penolakan mereka untuk menyembah Tuhan. Namun hari ini semuanya baik-baik saja. Penganut agama maupun penolak agama tetap hidup normal dan mati normal.
"Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Ibrahim, 8)
Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Az Zumar 7)
Jadi, tidak masalah. Toh yang ada hanya ancaman dan iming-iming.
Apa gunanya penyembahan jika Dia tidak butuh
Bahkan pertanyaannya bisa dinaikkan satu tingkat, “Apa gunanya penciptaan?”, Berarti tinggal tersisa satu jawaban, “Pemberian Ujian”. Ujung-ujungnya bisa ditebak, Reward-Punishment.
Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Al Mulk, 1-2.



[1] Maksudnya: setelah mereka dikumpulkan bersama-sama apa yang mereka sembah, Yaitu: malaikat, Uzair, Nabi Isa a.s dan berhala-berhala dan setelah Tuhan menanyakan kepada yang disembah itu, Apakah mereka yang menyesatkan orang-orang itu ataukah orang- orang itu yang sesat sendirinya, Maka yang disembah itu Menjawab bahwa tidaklah patut bagi mereka untuk menyembah selain Allah, apalagi untuk menyuruh orang lain menyembah selain Allah.

3 komentar:

Fina Af'idatussofa mengatakan...

"ancaman dan iming-iming"

fz mengatakan...

Pengetahuan yang lurus

Arielsharon mengatakan...

Jdi tuhan yg benar yg mana?